Sabtu, 19 Mei 2012

Sekedar doa ...

Ya Allah jika aku jatuh cinta.. Cintakanlah aku pada seseorang yg melabuhkan cintanya padamu.. 
Ya muhaimin.. Jika aku jatuh hati izinkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padamu agar tidak terjatuh dalam jurang cinta nafsu. 
Ya Rabbana jika aku jatuh hati jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling daripada hatimu. 
Ya rabbul izzati jika aku rindu rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid dijalanmu. 
Ya Allah jika aku menikmati cinta kekasihmu. Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat disepertiga malam terakhirmu. 
Ya Allah jika aku jatuh hati pada kekasihmu jangan biarkan aku bertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang. 
Ya Allah jika kau halalkan aku merindui kekasihmu jangan biarkan melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepadamu.. 
Amin ya Allah..

Jumat, 11 Mei 2012

INFORMATIKA FARMASI



PENDAHULUAN
Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat.Teknologi informasi sudah menjadin bagian penting dari penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Beberapa Institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, puskesmas, dan dinas kesehatan sudah banyak mengadopsi teknologi ini.
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan  kebijakan-kebijakan antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
PEMBAHASAN
                   Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien
Sistem informasi tidak harus melibatkan komputer tetapi penerapan teknologi computer dalam sistem informasi tidak dapat dihindari dengan alasan efisiensi waktu dan mengurangi duplikasi pelayanan. Sistem informasi yang menggunakan komputer disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer-Based Information System atau CBIS).
Penggunaan teknologi informasi memang sudah perlu dalam mengolah data dan informasi kesehatan yang jumlahnya tidak terbatas. Tidak hanya untuk meningkatkan efektifitas pelayanan, aksessibilitas terhadap kesehatan dan peningkatan efisiensi. Teknologi informasi juga akan sangat membantu untuk memonitoring dan evaluasi program kesehatan, surveilans penyakit dan tentunya penelitian.
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit. Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat dan sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
      A. Defenisi Informatika
              Informatika berasal dari dua kata, yaitu informasi dan matematika. Mengapa infomasi dan matematika. Matematika digunakan untuk mengolah informasi sedangkan informasi yaitu

1.  Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian.
3.  Data organized to help choose some current or future action or nonaction to full  fill company goals (the choice is called business decision making).
Inti dari informatika adalah alogaritma, begitu pentingnya alogaritma dalam informatika, maka ahli alogaritma bisa dikatakan sebagai orang yang telah menguasai informatika, sebaliknya bagi orang yang tidak menguasai alogaritma berarti belum bisa dikatakan sudah menguasai informatika. Meskipun alogaritma adalah dasar informatika, tetapi untuk mempelajari informatika, alogaritma sangat berperan di dalamnya. Alogaritma adalah prosedur langkah-langkah logis untuk memecahkan masalah sistematis dalam suatu jumlah langkah-langkah yang terhingga.
             Secara Umum Defenisi Informatika adalah disiplin ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur dan kelengkapan umum ilmu informasi dan aturan semua proses keilmuan komunikasi atau Informatika adalah suatu ilmu yang mempelajari komputer dan pemanfaatannya untuk mempermudah kehidupan manusia.
             Bidang informatika menitikberatkan pada pembuatan sebuah sistem informasi yang dapat memudahkan pengguna sekaligus meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kinerja pengguna pada tingkatan individual dan perusahaan pada tingkat yang lebih tinggi. Sistem informasi yang berbasis komputer mempunyai tugas menggantikan perkejaan yang apabila dilakukan secara manual dapat memakan waktu yang lama dan mempunyai tingkat kesalahan yang tinggi. Sistem informasi juga digunakan untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya masih berbasis pena dan kertas agar dapat menghemat tempat penyimpanan sekaligus biaya yang akan dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin. Orang yang ahli dalam sistem informasi disebut sistem analisis.
      B. Informatika Farmasi
            Informatika farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu  pengetahuan yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan kesehatan termasuk penanganan, penyimpanan, analisis, penggunaan optimal untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
Sistem Informatika Farmasi membantu apoteker mengelola informasi,  namun tidak terbatas pada catatan medis pasien, data interaksi obat, serta data resep. Informatika Farmasi adalah studi tentang interaksi antara sistem dan pelayanan kesehatan  yang fokus pada pelayanan farmasi dan peningkatan kesehatan pasien. Tugas Informatika Farmasi yaitu untuk penerapan teknologi informasi untuk apoteker. Teknologi ini akan membantu dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur kerja dan meningkatkan keselamatan pasien.
C. Informatika Farmasi di Rumah Sakit
             Sistem Informasi Farmasi dalam sebuah rumah sakit mutlak diperlukan untuk mendukung proses pelayanan terhadap pasien. Rumah sakit yang berskala besar memiliki lebih dari satu pusat pelayanan farmasi, sehingga diperlukan sebuah sistem yang mampu menyimpan dan memproses semua data-data transaksi untuk proses selanjutnya. Sistem Informasi farmasi sangat membantu semua tenaga kesehatan yang berada dalam lingkup Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Tugas utama Instalasi farmasi Rumah sakit adalah pengelolaan mulai dari perencanaa, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan maupun IGD. Melihat fungsi dan tugas utama Instalasi Farmasi Rumah Sakit maka keberadaan Sistem Informatika farmasi di Rumah sakit sangat dibutuhkan.
     Pelaksanaan informatika farmasi dapat membantu praktisi farmasi dalam beberapa cara. Baik desain sistem dan manajemen database dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia secara tepat waktu. Contoh proses tersebut meliputi :
1.     Entry order dan verifikasi
2.     Catatan administrasi obat yang jelas, berguna dan akurat
3.     Laporan evaluasi penggunaan obat
4.     Menempatkan pesanan pembelian
5.     Pelacakan inventaris
6.     Mengakses informasi klinis seperti laporan laboratorium dan rincian interaksi obat
Dalam rangka memberikan pelayanan akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan lingkungan yang baik untuk pasien maka informatika farmasi menyelaraskan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit dan tenagan kesehatan lainnya sehingga pelayanan bisa optimal. Dengan adanya informatika farmasi maka hal ini dapat membantu mengurangi waktu yang diperlukan untuk diagnose tertentu, memeriksa interkasi obat dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan resepnya telah diperiksa dengan akurat.
Hal utama untuk informatika adalah komunikasi yaitu mudah diakses bagi penyedia layanan kesehatan, apoteker dan tenaga kesehatan lain sehingga semua dapat bekerja sama untuk kepentingan pasien. Dokter, perawat, pekerja rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya harus mampu mengakses catatan yang relevan dan informasi pasien dengan mudah sedangkan apoteker perlu tahu persis obat apa yang sedang diresepkan untuk pasien dan apakah ada bahaya resep yang akan menyebabkan hal buruk untuk pasien misalnya adanya Drug Related Problem. Keberadaan sistem informatika di rumah sakit akan sangat membantu  pelayanan kesehatan yang baik untuk pasien.
KESIMPULAN
Teknologi informasi sudah menjadin bagian penting dari penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Beberapa Institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, puskesmas, dan dinas kesehatan sudah banyak mengadopsi teknologi ini.
      Informatika farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu  pengetahuan yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan kesehatan termasuk penanganan, penyimpanan, analisis, penggunaan optimal untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
Manfaat sistem informasi bagi rumah sakit yaitu :

  • efisiensi 
  • kemudahan 
  • Standart praktek kedokteran yang baik dan benar
  • Dokumentasi yang Auditable dan Accountable
  • Mendukung pemasaran jasa Rumah Sakit : mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian, biaya bahkan gengsi pelayanan.
  • Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit
  • Mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit.
  • Meningkatkan akses dan pelayanan rumah sakit terhadap berbagai sumber daya, antara lain mitra usaha potensial seperti PBF, JAMKESMAS, JAMSOSTEK, ASKES, Instansi/Perusahaan pemberi jaminan kesehatan bagi karyawannya, dll
  • Meningkatkan profesionalisme manajemen rumah sakit
Selain itu masih ada sejumlah manfaat menggunakan informatika farmasi yaitu :
1. Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, dan pasien.
2. Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat mungkin atau alergi sebelum resep diisi,
3. Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka diberikan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri.
4. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke kantor dokter untuk menerima diagnosa yang tepat dan pengobatan. Hal ini, dikombinasikan dengan biaya rendah obat generik, dapat sangat mengurangi biaya bagi pasien.
Jadi sistem informatika memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pelayanan kesehatan. Selain membantu dalam memberikan solusi, sistem informatika pun digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kesehatan baik dalam hal kesehatannya itu sendiri maupun dalam hal teknisnya.

Riswansyah, Anita, 2011. Informatika Farmasi. (http://anitaningsih.blogspot.com/2011/12/informatika-farmasi.html)

Sisicia, 2012. Instalasi Farmasi Rumah Sakit, (http://sisicia.wordpress.com/2010/10/28/instalasi-farmasi-rumah-sakit/)
Edy Kholid Mawardi,  “Migrasi Sistem Informasi Farmasi Di Rs Telogorejo Dari Ms Visual Foxpro Ke Php Dengan Basis Data Ms Sql (http://eprints.undip.ac.id/25882/1/ML2F300520.pdf)
Ariswidi, 2012. SIMRST Network community portal (http://www.simrst.com/tentangsimrs.html)
Dunia baca, 2012. Pengertian dan Manfaat SIM, sistem Informasi Manajemen . (http://duniabaca.com/pengertian-dan-manfaat-sim-sistem-informasi-manajemen.html)



Selasa, 08 Mei 2012

pertama kali kenal Komputer ^_^

shared dikit yah tentang perkenalan aku dengan Komputer... lebayy..
hmmm pertama kali kenal komputer dulu pas masih sekolah SMA... tapi masih sekedar kenal hardware and software,, soal menjelajahi isi-isinya masih gaptek, pokoknya kamseupay (katanya orang gaul sama yg udik-udik) hahaha.. 
tapi rasa penasaran itu terus muncul soalnya menarik, pake alat yang canggih lagi,, yah kalo dulu dibilang barang mewah,, maklumlah,, 
Alhmdulillah ortu ternyata mendukung, jadilah aku dibeliin komputer pentium IV,, masih pentium,, tapi sudah sangat bagus untuk ukuran saya waktu itu,, setelah menekuni, pelajari lebih lanjut, ditambah waktu itu gurunya ngajarnya detail, alhasil kenal dengan komputer,, seiring waktu berjalan (cieeehh waktu berjalannn "apaaaa??) 
perlahan-lahan udah mulai kenal windows, terus perangkat lunak yg lain,, terus cara megoperasikannya,, pokoe jadi tahu banyaklah tentang komputer,, 
alhamdulillah setelah selang waktu dari SMA sampai sekarang udah paham neh tentang komputer dan isi-sinya walaupun kadang masih sering bingung sendiri kalo komputer kena Virusss,, maklum kuliahnya bukan jurusan Informatika,, hehehhe
 cerintanya sedikit lebay yah,,, tapi kalo tman2 punya cerita yng lebih menarik silahkan shared juga di blog masing-masing,,, ini salah satu cara memberdayakan blog yg sudah dibuat,, jgn lupa coment yahh disini,,,
 thanks ^_^ 

Minggu, 06 Mei 2012

Drug Related Problems (DRPs)


DRPs adalah suatu kejadiaan yang tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang mana melibatkan atau diduga melibatkan terapi obat dan itu sebenarnya atau berpotensi berpengaruh terhadap hasil yang diinginkan pasien.
DRPs terdiri dari Actual DRPs dan Potential DRPs. Actual DRPs adalah masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi obat yang sedang diberikan pada penderita. Sedangkan Potential DRPs adalah masalah yang diperkirakan akan terjadi yang berkaitan dengan terapi obat yang sedang digunakan oleh penderita. Ketika sebuah DRPs terdeteksi, maka sangat penting untuk merencanakan bagaimana cara mengatasinya. Kita harus memberikan skala prioritas untuk DRPs tersebut, yang manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Prioritas masalah tersebut didasarkan pada risiko yang mungkin timbul pada penderita.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menentukan skala prioritas DRPs adalah :
1.       1.  Masalah yang manakah yang dapat diselesaikan atau dihindari segera, dan yang manakah yang dapat diselesaikan kemudian.
2.       2. Masalah yang merupakan bagian dari tugas atau tanggung jawab seorang farmasis.
3.      3.   Masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat oleh seorang farmasis dan penderitanya.
4.     4.   Masalah yang dalam penyelesaiannya, memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan lainnya (dokter, perawat, keluarga penderita, dan lain- lain)

h



       Macam-macam Drug Related Problem
Kemungkinan penyebab Drug Related Problem

       Mebutuhan terapi tambahan obat





1.  Pasien mempunyai kondisi medis baru yang membutuhkan terapi awal pada obat.
2.  Pasien mempunyai penyakit kronik yang membutuhkan terapi obat berkisinambungan.
3.  Pasien mempunyai kondisi kesehatan yang membutuhkan parmakoterapi kombinasi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi.
4. Pasien dalam keadaan risiko pengembangkan kondisi kesehatan baru yang dapat dicegah dengan penggunaan alat pencegah penyakit pada terapi obat dan/atau tindakan pra medis.




        Terapi obat yang tidak perlu.





1.  Pasien yang sedang mendapatkan pengobatan yang tidak tepat indikasi pada waktu itu.
2.  Pasien yang tidak sengaja maupun sengaja kemasukan sejumlah racun dari obat atau kimia,sehingga menyebabkan
5.  rasa sakit pada waktu itu.
3.  Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol dan rokok.
4.  Kondisi kesehatan pasien lebih baik diobati dengan terapi tanpa obat.
5.  Pasien yang mendapatkan beberapa obat untuk kondisi yang mana hanya satu terapi obat yang terindikasi.
6.  Pasien yang mendapatkan terapi obat untuk pangobatan yang tidak dapat dihindarkan dari reaksi efek samping yang disebabkan dengan pengobatan lainnya.







         Terapi salah obat



1.  Pasien dimana obat tidak efektif.
2.  Pasien yang mempunyai riwayat alergi.
3.  Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan.
4.  Pasien dengan faktor risiko pada kontraindikasi penggunaan obat.
5.  Pasien menerima obat efektif tetapi least costly.
6.  Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman.
7.  Pasien yang tekena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan.
8.  Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drug dapat memberikan pengobatan yang tepat.

        
        Dosis terlalu rendah





1.  Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan.
2.  Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon.
3.  Konsentrasi obat dalam serum dibawah range teraupetik yang diharapkan.
4.  Waktu prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat.
5.  Dosis dan fleksibilitas tidak cukup untuk pasien.
6.  Terapi obat berubah sebelum teraupetik percobaan cukup untuk pasien.
7.  Pemberian obat terlelu cepat.


         Reaksi obat yang merugikan




1.  Pasien yang faktor risiko yang berbahaya bila obat digunakan.
2.  Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain/makanan pasien.
3.  Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien.
4.  Efek dari obat dapat diubah penghambat enzim/ pemacu obat lain.
5.  Efek dari obat dapat diubah dengan pemindahan obat dari binding site oleh obat lain.
6.  Hasil labboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain.


         Dosis terlalu tinggi.

1.  Pasien dengan dosis tinggi
2.  Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas range terapuetik obat yang diharapkan.
3.  Dosis obat meningkat terlalu cepat.
4.  Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat.
5.  Dosis dan interval flexibility tidak tepat



          Kepatuhan  

1. Pasien tidak menerima aturan pakai obat yang tepat (penulisan, obat, pemberian, pemakaian)
        2. Pasien tidak menuruti rekomendasi yang diberikan untuk pengobatan.
        3. Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena mahal.
        4. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena tidak mengerti.
5. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten karena merasa sudah sehat.



Rabu, 02 Mei 2012



DRUG MANAGEMENT CYCLE







Rumah Sakit adalah merupakan sarana kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan baik itu rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Di dalam rumah sakit ada yang disebut Farmasi Rumah Sakit. Farmasi Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan rumah sakit. Pelayanan kefarmasian ini berorientasi kepada pasien, Penyediaan obat yang bermutu dan pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Pelayanan kefarmasian disini harus bisa mengelola obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan di rumah sakit.Tujuan pengelolaan obat dirumah sakit agar obat bisa tersedia di saat diperlukan, kuantitas mencukupi, mutu terjamin, dan menambah pendapatan rumah sakit. Pengelolaan obat ini sebaiknya mengikuti Lingkaran Drug Management Cycle. Drug Management Cycle meliputi Selection, Procurement, Distribution, dan Use.



1. Selection 
Seleksi adalah proses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuksediaan, kriteria pemilihan, standarisasi/penyusunan formularium. Penentuan seleksi obat merupakan tugas dari PFT dan Apoteker di PFT harus ambil peran aktif. Seleksi obat sangat penting karena jumlah dan jenis obat yang sangat banyak. Pemilihan obat diwujudkan dalam bentuk formularium. Setelah ada formularium selanjutnya dilakukan revisi formularium.

2.  Procurement


Proses penyediaan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Proses perencanaan ini bertujuan untuk pemilihan obat-obat yang dibutuhkan rumah sakit tahun depan.

3. Distribution
Suatu proses penyebaran obat secara merata yang teratur kepada yang membutuhkan pada saat diperlukan. Distribusi meliputi penerimaan, penyimpanan, desain distribusi, penghapusan (return) dan pengadaan. Pengadaan bisa dibeli, diberi atau diproduksi. 

4. Use
       Prosesperesepan dan penyerahan obat dan informasi berdasarkan resep kepada dokter.

              Melihat banyaknya proses yang akan dikelola dirumah sakit maka diperlukan 4 faktor pendukung yang disebut management support yaitu organization, financing, information management, dan human resources. Tujuan adanya manajemen pendukung agar pengelolaan obat bisa efektif dan efisien.
a.    Organisasi
Organisasidalam rumah sakit dibentuk agar dapat merincikan pekerjaan, membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan kecil dalam mengelola SDM.

b.    Financing
Selain orang yang diorganisasikan maka diperlukan juga pengelolaan uang mulai dari gaji sampai pengadaan obat dll.

c.    Sistem informasi
Informasi yang ada dirumah sakit pun perlu dikelola.

d.    Manusia Bersumber Daya
Orang-orang yang bekerja dirumah sakit pun harus dikelola sehingga semua proses dapat berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui baik tidaknya, maka perlu adanya pencatatan, pelaporan, pengawasan dan pengendalian. Instalasi farmasi merupakan satu-satunya unit yang bertugas merencanakan, mengadakan, mengelola, dan mendistribusikan obat untuk Rumah Sakit secara keseluruhan. Perencanaan pengadaan obat harus sesuai dengan formularium yang telah ditetapkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Obat yang akan dibeli atau diadakan harus direncanakan secara rasional agar jenis dan jumlahnya sesuai sehingga merupakan produk atau bahan yang terbaik, meningkatkan penggunaan yang rasional dengan harga yang terjangkau atau ekonomis.
DRUG MANAGEMENT CYCLE

Rabu, 18 April 2012

TERAPAN OBAT DAN INFORMASI OBAT

1. CPOE (Doctor Order Entery terkomputerisasi)
    suatu proses memasukkan order obat atau interuksi dokter lain secara elektronik bukan pada kertas grafik.    penggunaan sistem CPOE dapat membantu mengurangi kesalahan yang terkait dengan tulisan tangan yang jelek atau transkripsi order obat.
2. DSS Klinis
    Decision Support System atau sistem pendukung keputusan adalah salah satu sistem informasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan informasi kepada pengguna untuk mengambil keputusan.